Jumat, 16 Juni 2017

NERACA PEMBAYARAN, ARUS MODAL MASUK
DAN UTANG LUAR NEGERI


A.    Neraca Pembayaran

Perekonomian terbuka sangat membantu negara yang maju maupun negara berkembang.
Salah satu cara dengan melakukan hubungan internasional yang berupa perdagangan antar negara yang satu dengan negara yang lain. Perdagangan tersebut dapat terlihat dari adanya pertukaran barang/jasa, investasi yang dapat mengakibatkan adanya aliran masuk modal dan aliran keluar modal dan dapat berupa penanaman modal asing didalam negeri, serta bantuan dapat berupa hibah atau pemberian hadiah. Namun untuk melakukan hubungan internasional diperlukan adanya satuan mata uang karena mata uang tiap negara berbeda-beda. Aimon (2013) mata uang kedua negara harus dikonversikan ke dalam satuan mata uang lain dengan satuan nilai tukar yang disebur kurs. Transaksi internasional yang terjadi harus dicatat kedalam sebuah neraca pembayaran

Menurut IMF dalam Hadi (2002) neraca pembayaran adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang atau jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu. Batiz dan Batiz (1994) menyatakan neraca pembayaran merupakan suatu catatan atas semua transaksi antara penduduk domestik dan warga negara asing untuk periode tertentu, biasanya dalam satu tahun.
Neraca pembayaran internasional (Balance Of Payment) adalah catatan yang tersusun secara sistematis mengenai seluruh transaksi ekonomi internasional yang dilakukan oleh penduduk negara yang satu dengan penduduk negara yang lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun (Nopirin, 2010). Neraca pembayaran terdiri dari 5 komponen utama yaitu : (1) Neraca Transaksi Berjalan; (2).Neraca Modal; (3). Neraca Finansial; (4). Selisih Perhitungan Bersih; dan (5). Lalu Lintas Moneter. Setiap komponen di catat dengan menggunakan sistem pencatatan ganda (double entry bookkepping system). Pencatatan dilakukan dengan system double entry book keeping yaitu dengan menggunakan debit dan kredit. Fitri (2014) pencatatan ini dicatat ke dalam entry yang berbeda namun nilai sama, dimana satu sisi tercatat sebagai debit dan satu sisi tercatat sebagai kredit sebagaimana pembukukan umum dicatat. Dari hasil transaksi yang dicatat akan menghasilkan nilai-nilai baik yang surplus ataupun defisit. Dimana nilai surplus berarti nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor dan aliran masuk modal lebih besar daripada aliran keluar modal. Sebaliknya defisit berarti nilai ekspor lebih kecil daripada nilai impor dan aliran masuk modal lebih kecil daripada aliran keluar modal.
Krugman dan Obstfeld (2003), neraca pembayaran suatu negara mencatat setiap transaksi pembayaran maupun penerimaan. Setiap transaksi pembayaran di catat dalam neraca pembayaran sebagai transaksi debet and diberi tanda negative (-). Setiap transaksi penerimaan di catat dalam neraca pembayaran sebagai transaksi kredit dan diberi tanda (+), dengan total debit dan kredit yang telah diestimasi oleh suatu negara maka akan dapat diketahui apakah sebuah negara berada dalam posisi surplus ataupun defisit.
Neraca pembayaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.  Neraca berjalan, merupakan taksiran internasional terhadap pertukaran barang dan jasa sebuah negara. Saldo pertukaran tersebut (balance of trade) merupakan perbedaaan antara jumlah ekspor dan jumlah impor
barang dan jasa. Saldo barang dan jasa juga termasuk jumlah bersih dari pembayaran bunga dan deviden yang dibayarkan oleh investor asing dari investasi asing, demikian juga dengan transaksi yang dilakukan oleh turis asing dan transaksi-transaksi lainnya. Unsur dari current account juga termasuk unilateral transfer yang ada kaitannya dengan hadiah dari pemerintah (private gift) dan donasi (grant)


2.  Neraca Modal, mencatat semua transaksi international yang melibatkan berbagai macam instrumen keuangan. Transaksi tersebut dapat terdiri dari investasi international, baik untuk jangka pendek dan jangka panjang seperti Foreign Direct Investment dan pembelian surat berharga, saham yang dibeli oleh investor asing (financial account), aset keuangan dan liabilitas.

Dalam perekonomian suatu negara cadangan devisa memegang peran yang sangat penting untuk melakukan transaksi internasional. Cadangan devisa (foreign exchange reserves) adalah simpanan dari bank sentral dan otoritas moneter. Cadangan devisa yang pada umumnya digunakan untuk membiayai kegiatan ekspor dan impor barang dan jasa, pembayaran hutang, serta untuk intervensi di pasar valuta asing. Intervensi ini dilakukan oleh pemerintah bertujuan menstabilkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing (Dollar).

Tara (2012), Nilai tukar atau kurs (Exchange rate) adalah nilai per unit mata uang suatu negara dinilai dengan mata uang negara lain. Atau dengan kata lain kurs secara langsung adalah harga mata uang domestik yang dinilai dengan mata uang asing misalnya beberapa Rupiah setara dengan satu Dollar (USD/Rp), secara langsung dari negara Indonesia. Sedangkan secara tidak langsung beberapa Dollar AS setara dengan satu Rupiah (Rp/USD), secara tidak langsung dari negara Indonesia.
Nilai tukar yang berlaku diatur kedalam sistem kurs yang berlaku. Indonesia sudah tiga kali menerapkan sistem kurs untuk membantu stabilnya nilai tukar Rupiah (kurs). Untuk tetep menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah maka perlu adanya intervensi secara tidak langsung oleh pemerintah dengan menggunakan cadangan devisa.

 

Sistem Kurs Sistem
Kurs Tetap
negara yang menerapkan mengikuti ketentuan sistem kurs dengan menentukan batas kurs yang berlaku (batas atas diatas keseimbangan, dan batas bawah dibawah keseimbangan). Istiqomah (2011), Sistem moneter ini dibuat konstan atau diperbolehkan berfluktuasi namun pada batas- batas yang sudah ditetapkan. Dalam sistem ini pemerintah berperan aktif melakukan intervensi di pasar valas. Jika terjadi surplus yang semakin meningkat maka pemerintah harus berperan untuk membeli valuta yang melebihi batasanya dan begitu sebaliknya jika terjadi defisit, maka pemerintah harus menjual valuta asing agar tetap stabil keseimbangannya di pasar valas.

Kurs Mengambang Terkendali
Pada sistem kurs mengambang terkendali secara keseluruhan diserahkan kepada mekanisme pasar dengan adanya campur tangan pemerintah. Sistem kurs ini tidak sepenuhnya murni berasal dari penawaran dan permintaan dipasar valas, bahkan dikendalikan oleh aturan sistem yang diatur dan mempunyai batas serta memelurkan cadangan devisa guna mengintervensi di pasar valuta asing. Namun dibiarkan naik dan turun tapi secara terkendali.
Kurs Mengambang Bebas
Admaja (2014), Sistem kurs ini pemerintah tidak lagi melakukan intervensi dan membiarkan kekuatan tarik menarik permintaan dan penawaran di pasar valas. Tingkat surplus berkembang bebas tanpa batas, bila naik maka akan naik dan bila turun maka akan turun tanpa adanya pembatasan. Pada sistem ini, Bank Indonesia emngantisipasi baik secara spot   maupun forward yang sementara dapat menstabilkan nilai tukar. Penghapusan intervensi bertujuan untuk mengurangi dampak negative dari kegiatan spekulatif terhadap Rupiah. Namun kegiatan intervensi masih tetap dilakukan oleh pemerintah untuk menstabilkan nilai tukar.
B.     Arus Modal Masuk
Aliran modal masuk (capital inflows) biasanya diartikan sama dengan investasi. Namun ada juga yang mendefinisikannya sebagai perubahan neto hutang (indebtedness) internasional sektor publik dan sektor swasta dalam suatu periode waktu tertentu, yang direfleksikan melalui perubahan posisi neraca modal dan finansial (capital and financial accounts) dalam neraca pembayaran (balance of payment)

Apabila transaksi neraca modal dalam neraca pembayaran suatu negara menunjukkan posisi surplus berarti terjadi aliran modal masuk neto (net capital inflow) ke negara tersebut. Aliran modal masuk cenderung menambah cadangan devisa sehingga memperbaiki kinerja neraca pembayaran. Peningkatan cadangan devisa menyebabkan nilai tukar mata uang negara penerima mengalami penguatan (apresiasi). Sebaliknya, defisit transaksi modal menunjukkan terjadinya aliran modal bersih ke luar negeri (net capital outflows). Apabila hal ini terjadi, aliran cadangan devisa ke luar negeri meningkat yang selanjutnya akan memperburuk neraca pembayaran dan diikuti dengan terdepresiasinya nilai tukar mata uang negara itu.
Aliran modal masuk pada dasarnya dapat dibedakan atas aliran modal masuk swasta(Private Capital Inflows) dan aliran modal masuk sector public (Official Capital Inflows). Aliran modal swasta terdiri atas investasi atau penanaman modal asing langsung (Foreign Direct Investment,FDI), investasi portofolio (Portfolio Investment) dan Aliran modal (Investment) lainnya. Sedangkan aliran modal sector public diantaranya meliputi pinjaman luar negeri pemerintah, baik pinjaman bilateral (Government to Government) maupun pinjaman multilateral yang bersumber dari lembaga keuangan internasional.
.
Pemicu Aliran Modal Masuk
1.      Faktor-faktor yang bersumber dari kekuatan atau dinamika eksternal, atau yang lebih dikenal dengan push factors, misalnya tingkat bunga yang lebih rendah yang sekaligus merefleksikan rendahnya rates of return atas investasi di negara-negara industri. Akibatnya, modal/investasi akan bergerak menuju negara-negara yang menawarkan tingkat bunga (peluang profit) yang lebih tinggi. Selain itu, aliran modal masuk bisa juga distimulus oleh perubahan regulasi/aturan yang memberikan insentif bagi diversifikasi investasi portfolio di pusat-pusat keuangan internasional

2.      Faktor-faktor internal atau pull factors, terutama yang berkaitan dengan pengaruh kebijakan domestik, diantaranya keberhasilan dalam melakukan program stabilisasi inflasi, program reformasi yang berorientasi pasar yang meliputi liberalisasi pasar modal dan perdagangan, dan kebijakan-kebijakan kelembagaan yang menyebabkan peningkatan yang credible dalam rates of return investasi.

Dampak Negatif Aliran Modal Masuk

Aliran modal yang melintas batas Negara (Across National Borders) memberikan peluang untuk mencari keuntungan (Rate Of Returns) yang paling tinggi. Selain itu, aliran modal yang tidak dibatasi juga memberikan beberapa keuntungan lainnya. Yaitu : mengurangi resiko yang dihadapi oleh pemilik modal mealui diversifikasi pinjaman dan investasi, integrasi pasar modal internasional memberikan kontribusi bagi penyebaran praktek tata kelola terbaik, aturan akuntansi dan aturan-aturan hukum dan mobilitas modal global membatasi ruang bagi pemerintah untuk menempuh kebijakan-kebijakan yang buruk dan tidak propasar.

Pendapat senada juga dikemukakkan oleh Willamson (1995) yang menyatakan bahwa aliran modal selain membantu mendorong investasi ke tingkkat yang lebih optimal, juga memungkinkan tabungan di masing-masing Negara (Home dan Host Country) didistribusikan dengan cara yang lebih bermanfaat, serta menyebabkan terbukanya sistem keuangan domestic terhadap kompetisi internasional yang lebih ketat. Aliran modal yang bebas melewati batas Negara membuka peluang bagi perusahaan untuk beroperasi di luar negeri sehingga memungkinkan erlangsungnya proses transmisi teknologi dan intellectual property. Berdasarkan pengalaman Negara-Negara berkembang, aliran modal masuk selain memberikan manfaat juga membawa dampak negative bagi kinerja besar-besaran ekonomi makro di Negara penerima, antara lain :
1.      Memburuknya defisit transaksi berjalan dalam neraca pembayaran negara penerima, sebagai konsekuensi dari kewajiban pembayaran jasa-jasa atas penggunaan modal asing, seperti bunga utang luar negeri dan repatriasi keuntungan perusahaan asing yang beroperasi di negara itu. Karena itu, dapat dikatakan bahwa aliran modal masuk di satu sisi mengakomodasikan kepentingan transaksi berjalan untuk menutup defisit (deficit filling) melalui neraca modal, sementara di sisi lain memengaruhi defisit transaksi berjalan (deficit making)

2.      Berakselerasinya pertumbuhan jumalh uang beredar, karena melalui proses multiplier menyebabkan berekspansinya uang inti (high powered money), baik dalam bentuk cadangan maupun dalam kredit perbankan. Hai ini pada gilirannya menimbulkan tekanan infansi (Pull Demand Inflantion) di negara penerima.

3.      Berapresiasinya nilai tukar mata uang negara penerima, terutama terhadap US Dollar. Respon nilai tukar riell terhadap pergerakan modal masuk ini sangat ditentukan oleh komposisi permintaan agregat di negara penerima, diantaranya investasi dan konsumsi sektor publik. Semakin kontraktif konsumsi sektor publik pada saat modal mengalir masuk ke negara itu, maka nilai tukar akan berapresiasi, vice versa, ceteris paribus.

C.    Utang Luar Negeri
Utang luar negeri Indonesia adalah utang luar negeri pemerintah, bank sentral dan swasta (Bank Indonesia). Utang luar negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, terdiri dari utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing dan Surat Berharga Negara yang diterbitkan diluar negeri dan dalam negeri yang dimiliki oleh bukan penduduk.

Pinjaman terdiri dari :

1.      Pinjaman Luar Negeri
World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor bilateral (Jepang, Prancis dll) serta kredit Ekspor

  •  Pinjaman program : Budget dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (Pengentasan Kemiskinan, pemberantasan Korupsi), Pemberdayaan Masyarakat, policy terkait dengan climate dan infrastruktur.


·  Pinjaman proyek : Pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sector 
(Perhubungan, energy, dll) proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM)

2.      Pinjaman dalam Negeri
         
    Peraturan Pemerintah (PP) No.54 Tahun 2008 Tentang Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh  Pemerintah Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pemerintah Daerah, untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industry dalam neger dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum, kegiatan investasi menghasilkan penerimaan.

Dampak Utang Luar Negeri

Berikut ini beberapa dampak utang luar Negeri  pada Negera berkembang :
1.      Bantuan utang luar negeri justru memperlambat pertumbuhan sehubungan dengan adanya substitusi terhadap investasi dan taungan dalam negeri dan besarnya defisit neraca pembayaran Negara-negara berkembang.

2.      Memperlebar kesenjangan standars hidup antara si kaya dan si miskin di Negara-Negara dunia ketiga.

3.      Menghambat pertumbuhan dengan semakin terkurasnya tabungan dan buruknya distribusi pendapatan

4.      Memperlebar kesenjangan tabungan dan devisa yang ada dan menciptakan kesenjangan baru seperti kesenjangan antara kota dan desa atau modern dan tradisional

5.      Menciptakan kaumbirokrat yang korup, mematikan inisiatif danmenciptakan mental pengemis bagi Negara penerima

Mankiw, G Gregory.2006. Makroekonomi,Jakarta: Erlangga PT. Gelora Aksara Utama
Rahardja, Prathama. (2001). Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta: Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Nopirin, 2010. Ekonomi Internasional edisi 3. Yogyakarta: BPFE, 2010.

ISTIQOMAH, 2011. Analisis Perilaku Kurs Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Pada Sistem Kurs Mengambang Bebas Di Iindoneisa Periode 1997.3 2011.4



0 komentar:

Posting Komentar

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com